MENGENAL LEUKIMIA DAN 8 AKHIBATNYA
Leukemia, atau biasa
dikenal sebagai kanker darah, merupakan salah satu jenis keganasan sel darah
yang berasal dari sumsum tulang dan dapat terjadi pada anak maupun dewasa.
Tahukah Ayah dan Bunda jika leukemia pada anak merupakan suatu jenis penyakit
keganasan tersering? Angka kejadian leukemia di Indonesia adalah ¾ kasus dari seluruh
kasus keganasan pada anak.
Gambaran Sel Darah Normal dan Sel Darah Leukemia
(Sumber: https://www.cdc.gov/cancer/leukemia/images/nci-leukemia.jpg)
Leukemia adalah kanker sel darah putih atau
leukosit. Kanker ini menyerang sumsum tulang karena disanalah leukosit
diproduksi. Akibat kanker ini, maka sumsum tulang didominasi oleh sel-sel
kanker tersebut, akibatnya fungsi sumsum tulang terganggu. Sumsum tulang
terletak di rongga tulang yang berfungsi sebagai tempat produksi
komponen-komponen darah, seperti sel darah merah, trombosit dan sel darah
putih. Penyakit leukemia menyebabkan fungsi sumsum tulang terganggu, sehingga
seluruh kegiatan produksi darah (hematopoesis), yaitu : pembetukan sel darah merah (eritropoesis), pembentukan sel limfosit (limfopoesis), pembentukan trombosit (trombopoesis) dan granulopoesis mengalami gangguan. Anak yang menderita sakit ini akan
mengalami anemia, mudah mengalami perdarahan dan mudah terkena infeksi.
Akibat adanya gangguan
sistem pembentukan darah, maka dapat muncul bermacam – macam gejala, seperti :
1. Pucat (anemia)
Pucat pada anak
disebabkan oleh kurangnya sel darah merah. Gejala ini dapat diwaspadai oleh
orangtua dengan melihat apakah bibir anak pucat atau tidak.
2. Perdarahan
Perdarahan pada anak
dapat berupa lebam di kulit, mimisan ataupun berupa bercak merah sebagai tanda
adanya perdarahan. Perdarahan ini disebabkan oleh trombositopenia atau
trombosit kurang dari jumlah normal (<150.000/µL). Semakin rendah trombosit
msemakin tinggi risiko perdarahan.
3. Mudah terinfeksi
Sel leukosit yang diproduksi
sumsum tulang bukanlah leukosit yang normal, sehingga tidak dapat berfungsi
dengan baik. Hal ini menyebabkan anak mudah terinfeksi kuman maupun virus.
4. Demam
Sel kanker dapat
menyebabkan demam karena ada pelepasan zat-zat peradangan (sitokin inflamasi)
sehingga menyebabkan demam. Selain itu, demam juga sering disebabkan karena
adanya infeksi akibat kekebalan yang menurun.
5. Nyeri tulang/sendi
Nyeri yang dirasakan
pada anak merupakan manifestasi dari adanya infiltrasi (penyebaran) sel-sel
kanker yang masuk kedalam permukaan tulang maupun sendi. Selain nyeri, leukemia
pada anak juga menyebabkan bengkak di daerah persendian.
6. Pembesaran organ
(organomegali)
Pembesaran organ atau
organomegali disebabkan oleh sel kanker yang menyebar ke hati, limfa, kelenjar
getah bening ataupun organ lain. Pembesaran ini sering ditemukan secara tidak
sengaja ketika dokter sedang melakukan pemeriksaan fisik.
7. Kloroma
Kloroma adalah salah
satu tanda khas dari leukemia yang berupa bercak kehitaman pada kulit. Gejala
ini merupakan salah satu tanda adanya infiltasi sel kanker ke dermis, subdermis
atau epidermis pada kulit.
8. Hiperleukositosis
Pada keadaan tertentu
anak dapat mengalami kenaikan jumlah sel leukosit yang sangat tinggi, yaitu
lebih dari 100.000/µL. Hiperleukositosis ini dapat menyebabkan komplikasi atau
penyakit penyerta berupa kejang, sesak, perdarahan pada paru, otak maupun ginjal.
Anak – anak yang memiliki gejala di atas, perlu segera diperiksa oleh dokter
spesialis anak untuk pemeriksaan dan konfirmasi diagnosis lebih lanjut.
Pada anak, adanya
leukemia sering kali terdeteksi secara tidak sengaja, yaitu baru diketahui
ketika anaknya berobat untuk keluhan lain seperti demam, atau batuk dan pilek.
Namun, setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter ternyata ditemukan gejala
lain, seperti anak tampak pucat, atau adanya pembesaran organ yang tidak
diketahui oleh orangtua sebelumnya. Hal ini membuat kebanyakan pasien leukemia
datang terlambat untuk berobat.
Apa yang harus dilakukan oleh orangtua di rumah?
1.
Selalu memperhatikan
kondisi anak, apakar terdapat gejala-gejala seperti diatas atau tidak.
2.
Apabila ada keluhan
tersebut maka segera bawa anak ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lebih
lanjut. Dokter umum atau dokter anak yang memeriksa akan melakukan pemeriksaan
sesuai dengan kompetensi mereka. Salah satu yang akan dilakukan adalah
pemeriksaan darah (darah tepi lengkap). Pemeriksaan tersebut merupakan salah
satu skrining awal adanya kelainan pada darah. Tentunya dokter yang memeriksa
yang akan menyampaikan hasilnya kepada orangtua.
Faktor risiko pada anak
Berbeda dengan dewasa
yang lebih banyak dipengaruhi oleh gaya hidup, pada anak faktor genetik menjadi
faktor menderita leukemia. Berikut ini beberapa faktor yang meningkatkan risiko
seorang anak menderita penyakit leukemia:
1.
Faktor genetik.
Adanya kelainan genetik
yang diketahui merupakan salah satu keadaan yang ditemukan pada leukemia. Hal
tersebut diturunkan oleh orangtua, baik secara langsung maupun tidak. Pada anak
dengan riwayat penyakit kanker pada keluarga memiliki risiko keganasan apapun
jenisnya, termasuk leukemia.
2.
Faktor lingkungan.
Faktor lingkungan diduga
berperan dalam terjadinya kanker, seperti radiasi, paparan zat kimia, dan
polusi udara, dsb.
Jenis–jenis leukemia
Secara garis besar
leukemia dibagi menjadi leukemia akut dan kronis. Leukemia juga dapat
digolongkan berdasrakan jenis sel leukosit yang terlibat, yaitu leukemia
limfoblastik dan mieloblastik. Pada anak leukemia yang paling banyak ditemukan
adalah jenis leukemia limfoblastik akut (LLA).
Selain leukemia akut,
terdapat juga jenis leukemia kronik. Leukemia kronik dibagi menjadi dua, yaitu
leukemia mieloblastik kronik (LMK) dan leukemia limfositik kronik (LLK). Pada
anak leukemia mieloblastik kronik (LMK) yang banyak ditemukan, sedangkan jenis
leukemia limfositik kronik (LLK) pada anak jarang sekali.
Prognosis leukemia pada Anak
Keberhasilan pengobatan
leukemia tergantung dari jenis leukemia dan stratifikasi risikonya. Penderita
leukemia yang memiliki risiko tinggi, semakin kurang baik pula prognosisnya. Di
Indonesia dilaporkan angka sintasan atau tingkat kelangsungan hidup anak yang
menderita leukemia limfositik akut (LLA) sebesar 70 – 80 %. Namun, harus
diingat bahwa selalu ada risiko kambuh, yaitu kembalinya tanda dan gejala penyakit setelah
mengalami remisi (sembuh).
Diagnosis dini melalui
pemeriksaan oleh dokter dan pengobatan yang tepat dapat memberikan prognosis
yang baik. Ingat, selalu konsultasikan keluhan anak Anda ke dokter di fasilitas
pelayanan kesehatan terdekat.
SUMBER : IDAI/25/09/2017:http://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/mengenal-leukemia-pada-anak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar